Pengertian, Ciri dan Contoh Seloka

Slideshare


Hai sahabat Venusastra!

Dalam kesempatan kali ini saya hendak membagikan artikel dengan judul 'Pengertian, Macam-Macam Jenis, Ciri dan Contoh Seloka'. Dalam pembuatan artikel ini, saya melibatkan beberapa sumber yang sudah saya rangkum agar pembaca Venusastra tidak kesulitan memahaminya. Jadi, bagi anda yang sedang bertanya-tanya "Seloka itu apa sih?" bisa membaca artikel kali ini.

Pengertian Seloka


Seloka adalah bentuk puisi melayu klasik, biasanya berisikan pepatah ataupun perumpamaan yang dapat mengandung lulucon, sindiran bahkan tidak sedikit yang isinya berupa ejekan. Seloka biasanya ditulis dengan 4 baris atau lebih, dan memakai bentuk pantun.


Seloka atau pantun seloka tidak lain daripada pantun rantai atau pantun berkait. Pantun ini memiliki beberapa bait yang saling berhubungan. Baris kedua pada bait pertama menjadi baris pertama pada bait selanjutnya; sedangkan baris keempat pada bait pertama, menjadi baris ketika pada bait selanjutnya. Jadi sebenarnya perbedaan bait pertama dan bait selanjutnya terletak pada satu baris sampiran (baris kedua) yang pada satu baris isi (baris keempat) bait selanjutnya.


Ciri-Ciri Seloka



  1. Di setiap bait dalam seloka ada 2 baris yang panjang
  1. Di dalam setiap baris seloka terdiri atas suku kata (yaitu 2×9 suku kata)
  1. Ada hubungan antara isi bait yang satu dengan isi bait berikutnya
  1. Seloka tidak terikat dengan persajakan
  1. Isi seloka berupa petuah atau nasihat
  1. Pada baris kedua dalam bait terdahulu menjadi baris pertama pada bait berikutnya dan baris keempat dalam
  1. bait terdahulu menjadi baris ketiga dalam bait berikutnya

Contoh Seloka :

1. Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan

Tapi jangan sampai putus harapan

2. 
dicianjur ketemu Mumu
Setiba ketemu Mumu sudah tak kukuh
Aku masih sayang padamu
Setiba ketemu Mumu sudah tak kukuh
3. Ada suatu burung merak                     (a)
Lehernya panjang suaranya serak   (a)
Tuan umpama emas dan perak        (a)
Hati yang mana boleh bertolak         (a)


Nah, rupanya kita sudah sampai pada akhir artikel.

Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan artikel ini. Silahkan kirim saran atau kritik pada kolom komentar. Terima kasih!


Sumber referensi :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis dan Pembahasan Puisi Sajak Matahari karya W.S Rendra

Macam-Macam, Jenis dan Contoh Cara Penggambaran Tokoh dalam Cerita

Jagat Alit - Godi Suwarna